Dexamethasone




Dexamethasone adalah obat antiradang yang digunakan pada berbagai kondisi peradangan, seperti reaksi alergi, penyakit autoimun, atau radang sendi. Selain itu, obat ini bisa dikombinasikan dengan obat lain untuk menangani multiple myeloma.

Dexamethasone merupakan obat kortikosteroid yang bekerja dengan menghambat pengeluaran zat kimia tertentu di dalam tubuh yang bisa memicu peradangan. Obat ini juga memiliki efek imunosupresan atau penekan sistem kekebalan tubuh.Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dexamethasone bisa digunanakan dalam pengobatan COVID-19 dengan gejala berat, terutama pada pasien yang terpasang alat bantu pernapasan, seperti ventilator.

Merek dagang dexamethasone:Cendo Xitrol, Cortidex, Dexaharsen, Dexamethasone, Dexaton, Dextaco, Dextamine, Dextaf, Exitrol, Tobroson

Apa Itu Dexamethasone
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Manfaat Menangani berbagai kondisi peradangan, reaksi alergi, penyakit autoimun, multiple myeloma, dan menangani COVID-19 yang bergejala berat
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Dexamethasone untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Dexamethasone dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Tablet, sirop, salep mata, tetes mata, suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Dexamethasone

Sebelum menggunakan dexamethasone Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

Jangan menggunakan dexamethasone jika Anda alergi dengan obat ini atau obat golongan kortikosteroid lain.Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.

Beri tahu dokter jika Anda sedang menderita infeksi jamur. Dexamethasone sebaiknya tidak digunakan pada kondisi tersebut.
Beri tahu dokter jika Anda menderita diabetes, hipertensi, osteoporosis, glaukoma, atau katarak.

Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita gagal jantung kongestif, penyakit hati, penyakit tiroid, gangguan pembekuan darah, gangguan pada sistem pencernaan, atau penyakit infeksi tertentu, seperti TBC atau herpes.

Beri tahu dokter bila Anda akan melakukan vaksinasi selama menjalani pengobatan dengan dexamethasone, karena bisa menurunkan efektivitas vaksinasi.
Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi suplemen, produk herbal, atau obat tertentu, termasuk obat antinyeri golongan NSAID.

Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan dexamethasone, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung.

Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan dexamethasone jika akan menjalani tindakan operasi, termasuk operasi gigi.

Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal.

Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah menggunakan dexamethasone.


Dosis dan Aturan Pakai Dexamethasone
Dosis dexamethasone yang diberikan oleh dokter akan ditentukan sesuai bentuk sediaan obat, tujuan penggunaan, dan usia pasien. Secara umum  dosis dexamethasone adalah sebagai berikut:

Bentuk obat: tablet, sirop (oral)

Kondisi: Peradangan dan penyakit autoimun
Dewasa: Dosis awal 0,5–9 mg per hari yang di bagi ke dalam beberapa kali pemberian. Dosis maksimal 1,5 mg per hari.
Anak-anak: Dosis awal 0,02–0,3 mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam 3–4 konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan respons pasien.

Kondisi: Multiple sclerosis

Dewasa: Dosis awal 30 mg per hari selama 1 minggu, dilanjutkan dengan dosis 4–12 mg per hari selama 1 bulan.

Kondisi: Tes penyaring (skrining) untuk sindrom Cushing

Dewasa: 2 mg pada jam 11 malam, diikuti dengan tes darah pada jam 8 pagi keesokan harinya.

Kondisi: Multiple myeloma
Dewasa: 20–40 mg, sekali sehari.
Bentuk obat: Tetes mata

Kondisi: Radang mata
Dewasa: 1 tetes, 4–6 kali per hari.
Dosis dexamethasone dalam bentuk injeksi atau suntik ditentukan oleh dokter. Dexamethasone dapat diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah. Khusus untuk radang sendi, dexamethasone dapat disuntikan langsung ke sendi (intraarticular).

Dexamethasone dan COVID-19
Dexamethasone adalah obat antiperadangan yang digunakan pada penyakit dan kondisi tertentu, seperti radang mata, alergi, penyakit autoimun, atau sebagai tes penyaring untuk sindrom Cushing. Dexamethason hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.

COVID-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus SARS CoV-2. COVID-19 bisa menimbulkan beragam keluhan dan gejala mulai dari batuk, pilek, demam, hingga sesak napas. Pada beberapa keadaan, COVID-19 juga bisa menyebabkan pneumonia bahkan ARDS (acute respiratory distress syndrome) dan membutuhkan alat bantu napas, seperti  ventilator.

Sampai saat ini, belum ada satu obat pun yang benar-benar dianggap efektif untuk kondisi ini, termasuk dexamethasone. Program vaksinasi COVID-19 lebih bertujuan untuk mengurangi risiko terpapar atau terjadinya kondisi yang parah akibat COVID-19, bukan mengobati COVID-19.

Dexamethasone bukan merupakan antivirus, sehingga tidak bisa mengatasi infeksi akibat virus, seperti COVID-19. Namun, WHO merekomendasikan penggunaan dexamethasone untuk membantu perawatan pasien COVID-19 dengan gejala berat.

Dosis dexamethasone untuk COVID-19 bergejala berat dengan pemasangan ventilator akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Namun secara umum, dosis yang bisa diberikan dalam pengobatan kondisi ini adalah 6 mg sekali sehari, selama 10 hari.

Cara Menggunakan Dexamethasone dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada pada kemasan obat sebelum menggunakan dexamethasone. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Dexamethasone suntik akan diberikan melalui pembuluh darah (intravena/IV) atau disuntikan ke sendi yang sedang meradang oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Dexamethasone tablet dan sirup sebaiknya dikonsumsi sesudah makan, untuk mencegah sakit maag. Konsumsi dexamethasone di waktu yang sama tiap harinya agar pengobatan efektif.

Ikuti jadwal pemberian obat yang diberikan oleh dokter. Jangan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Untuk mengonsumsi dexamethasone sirop, gunakan alat takar yang tersedia di kemasan obat atau yang diberikan dokter. Jangan menggunakan alat takar lain atau sendok rumah, karena dosis bisa jadi tidak sesuai dengan yang diresepkan.

Sebelum menggunakan dexamethasone bentuk tetes mata atau salep mata, dongakkan kepala dan tarik kelopak mata bawah. Kemudian, tekan botol kemasan sampai obat menetes ke mata. Jangan berkedip dan tutup mata beberapa saat agar obat bereaksi. Hindari kontak langsung antara ujung botol dengan mata.

Bila Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat mata lain, gunakan obat mata tersebut 5–10 menit setelah menggunakan tetes mata dexamethasone.

Jangan memakai lensa kontak selama menggunakan tetes mata dexamethasone, kecuali atas persetujuan dokter. Jika dokter mengizinkan penggunaan lensa kontak, lepas lensa kontak sebelum menggunakan obat ini. Tunggu selama 15 menit sebelum kembali memakai lensa kontak.

Simpan dexamethasone di dalam suhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Dexamethasone dengan Obat Lain
Berikut ini beberapa interaksi antarobat yang dapat terjadi apabila dexamethasone digunakan bersamaan dengan obat lain:

Penurunan kadar dexamethasone di dalam darah jika digunakan bersama phenytoin, rifampicin, barbiturat, carbamazepine, atau ephedrine.

Peningkatankadar dexamethasone di dalam darah jika digunakan bersama erythromycin, ketoconazole, atau ritonavir
Peningkatan risiko terjadinya penurunan kadar kalium (hipokalemia) jika digunakan bersama obat golongan diuretik
Peningkatan risiko terjadinya infeksi yang fatal jika digunakan dengan obat imunosupresan lain, seperti adalimumab, bariticinib, atau fingolimod.

Peningkatan risiko terjadinya radang tendon (tendinitis) atau rupture tendon jika digunakan dengan antibiotik golongan quinolone, seperti moxifloxacin
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama warfarin
Peningkatan risiko terjadinya infeksi dan menurunkan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin BCG.

Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan cerna jika digunakan bersama aspirin

Efek Samping dan Bahaya Dexamethasone
Beberapa efek samping dexamethasone yang dapat dialami penggunanya adalah:

Sakit perut
Sakit kepala
Pusing
Nafsu makan meningkat
Sulit tidur
Perubahan siklus menstruasi
Muncul jerawat
Konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tidak segera mereda atau justru semakin berat. Anda perlu segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

Kulit yang menipis, luka yang sulit sembuh, atau mudah memar

Nyeri atau kram di otot, tulang, atau sendi
Bengkak pada tungkai, berat badan naik, penumpukan lemak di punggung (buffalo hump), atau wajah (puffy face)

Nyeri pada mata, pandangan kabur, atau melihat gambaran halo

Perubahan suasana hati, lelah, gelisah, cemas, atau depresi

Rendahnya kadar kalium di dalam darah yang bisa ditandai dengan gejala berupa kram pada kaki, sembelit, mati rasa, dada berdebar, atau peningkatan rasa haus
Perdarahan saluran pencernaan yang bisa ditandai dengan gejala berupa sakit perut parah, tinja berwarna hitam, atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
Penyakit infeksi yang bisa ditandai dengan gejala berupa sakit tenggorokanatau demam  yang tidak kunjung mereda
Lihat lebih lanjut mengenai:

Avascular Necrosis
Bursitis
Frozen Shoulder
Terakhir diperbarui: 24 September 2021
Ditinjau oleh : dr. Merry Dame Cristy Pane

Sumber:alodokter




Ahmed, M. H., & Hassan, A. (2020). Dexamethasone for the Treatment of Coronavirus Disease (COVID-19): a Review. SN Comprehensive Clinical Medicine, 2(12), pp. 2637–2646. Tomazini, B. M. et al (2020). Effect of Dexamethasone on Days Alive and Ventilator-Free in Patients With Moderate or Severe Acute Respiratory Distress Syndrome and COVID-19. JAMA, 324(13), pp. 1307. World Health Organization (2020). Coronavirus disease (COVID-19): Dexamethasone. World Health Organization (2020). WHO Welcomes Preliminary Result About Dexamethasone Use in Treating Ill COVID-19 Patients. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (2021). Cek Produk. Dexamethasone. National Institute of Health (2017). National Library of Medicine. MedlinePlus. Dexamethasone. Cleveland Clinic (2018). Drugs, Devices & Supplements. Dexamethasone Eye Ointment. Drugs (2020). Dexamethasone. Mayo Clinic (2021). Drugs and Supplements. Darunavir (Oral Route). MedicineNet (2020). Dexamethasone (Decadron, DexPak) Uses. Medscape (2021). Drugs & Diseases. Dexamethasone (Rx). Locke,T. Medscape News UK (2020). UK COVID-19 Update Dexamethasone “Breakthrough”, BAME Report Part 2. MIMS Indonesia (2021). Dexamethasone. WebMD (2018). Dexamethasone. WebMD (2018). Dexamethasone Drops, Suspension.