Oleh: Agus Mustofa
Tulisan seri kesebelas. Sejak awal, jin dan manusia memang diciptakan sebagai makhluk Bumi. Berbeda dengan malaikat yang disebut sebagai makhluk langit. Begitulah informasi dari dalam Al Qur’an.
Al Qur’an menggambarkan bahwa jin diciptakan lebih dulu daripada manusia. Dari bahan energi panas. Atau, nyala api yang tanpa asap. Saking panasnya. Sedangkan manusia diciptakan dari zat-zat biokimiawi. Yang berasal dari tanah. Tanah Bumi. Bukan tanah planet Mars, Merkurius, Venus, ataupun planet lainnya.
“Dari bumi itulah Kami menjadikan kalian. Dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu sekalian. Dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” [QS. Thaha: 55]
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelumnya dari api yang sangat panas.” [QS. Al Hijr: 26-27]
Selain itu, manusia juga disebut diciptakan dari air. Sebagaimana hewan dan tumbuhan. Semua makhluk hidup diciptakan Allah dari air.
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air.” [QS. An Nur: 45]
“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [QS. Al Anbiya: 30]
Semua bahan penciptaan manusia itu tersedia di planet Bumi. Yang memang didesain untuk menjadi panggung drama kehidupan manusia. Disiapkan oleh Allah selama miliaran tahun sebelumnya.
Dimulai dari penciptaan jagat raya. Yang menurut Astronomi terbentuk sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Dari ukuran sangat kecil. Yang meledak dan mengembang secara terus menerus.
Kemudian, terjadi ketidak-seragaman lokal di ruang angkasa. Sehingga terbentuklah galaksi-galaksi. Dan tatasurya-tatasurya. Seiring dengan mendinginnya jagat raya.
Tatasurya di mana planet Bumi ini berada, diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Sebagai pecahan dari matahari. Yang sangat panas. Seperti planet-planet lainnya. Kemudian berangsur-angsur mendingin. Selama miliaran tahun.
Posisi planet Bumi sangat ideal. Tidak terlalu dekat dengan matahari. Juga tidak terlalu jauh. Tidak terlalu panas seperti Merkurius dan Venus. Juga tidak terlalu dingin seperti Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
Dalam istilah Astronomi disebut sebagai berada di "habitable zone". Atau, "goldilock zone". Kawasan yang bisa memunculkan kehidupan. Dan, dihuni makhluk hidup secara "sustainable". Berkelanjutan.
Di luar kawasan tersebut, tidak dimungkinkan adanya kehidupan. Karena terlalu panas. Atau, dingin. Sehingga, tidak tersedia air dalam bentuk cair sebagai salah satu syarat terbentuknya kehidupan.
Itulah sebabnya, kita lantas menjadi paham, kenapa Al Qur’an menginformasikan bahwa manusia, hewan dan semua makhluk hidup diciptakan dari air.
Dari mana air itu berasal? Bukan dari planet itu sendiri. Melainkan terbentuk di luar angkasa. Ketika jagat raya mulai mendingin. Dan, memunculkan molekul-molekul hidrogen. Dan oksigen.
Kemudian bereaksi membentuk molekul air. Yang membeku. Dalam bentuk es. Dikarenakan suhu luar angkasa memang sedemikian dingin. Mendekati nol mutlak. Lantas, bercampur dengan debu-debu antarbintang. Membentuk bebatuan angkasa, semacam komet.
Komet-komet itu bertebaran di angkasa luar. Di antaranya berada di kawasan luar tatasurya kita. Yang dikenal sebagai Kabut Oort.
Komet adalah benda angkasa yang memiliki lintasan orbit beragam. Di antaranya, sangat lonjong memasuki orbit tatasurya kita. Maka, tatasurya kita tidak jarang diserbu oleh komet-komet itu. Gumpalan debu-debu angkasa yang bercampur dengan es.
Dalam sejarahnya, Bumi di masa muda banyak memperoleh air dari komet-komet itu. Karena, memang planet Bumi saat awal memiliki suhu yang sangat panas. Tidak ada air yang mampu bertahan dalam keadaan cair. Menguap. Kecuali, ketika semakin mendingin.
Di planet Merkurius dan Venus, sebagian besar air yang diperoleh dari bebatuan angkasa itu menguap kembali. Lepas dari permukaan planet tersebut. Suhu planet itu lebih dari 400 derajat Celsius.
Berbeda dengan planet Bumi. Di mana posisinya yang ideal terhadap matahari, menyebabkan air yang jatuh dari luar angkasa tertahan di planet Bumi. Dan, pada gilirannya menghasilkan kehidupan.
Itulah yang diinformasikan oleh Allah di dalam ayat berikut ini.
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran. Lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi. Dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” [QS. Al Mukminun: 18]
Kata “menetap di Bumi”, menunjukkan bahwa awalnya air itu tidak berasal dari planet Bumi. Disebut Al Qur’an sebagai berasal dari langit. Bukan dari awan. Melainkan dari luar angkasa. Karena, saat itu atmosfer Bumi belum terbentuk. Belum ada awan.
Dan kemudian berangsur-angsur terbentuk. Sehingga memunculkan mekanisme hujan. Air di permukaan bumi menguap, tertahan oleh lapisan-lapisan atmosfer sebagai awan. Kemudian mendingin. Dan jatuh kembali ke permukaan Bumi. Begitulah cara Allah menjadikan air menetap di planet ini. Satu-satunya planet, yang sampai saat ini terbukti bisa memunculkan kehidupan.
Proses pendinginan planet Bumi terjadi sekitar 1 miliar tahun pertama. Maka, sejak itulah muncul kehidupan di muka Bumi. Fosil tertua yang ditemukan oleh sains berumur sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Berupa makhluk yang memiliki sel sederhana. Yang disebut sebagai microfossils.
Yang kemudian membentuk matarantai kehidupan di planet Bumi. Semuanya muncul dari perairan. Seperti digambarkan oleh ayat berikut ini.
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air. Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya. Dan sebagian berjalan dengan dua kaki. Sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. An Nur: 45]
Jadi, sebelum Adam dan seluruh manusia keturunannya diciptakan, Allah sudah menyiapkan segala sesuatunya. Agar planet Bumi ini layak dijadikan sebagai panggung kehidupan. Mulai dari ketersediaan air, sampai makanan-makanan yang tersedia secara berkelanjutan.
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di Bumi. Dan Kami adakan bagimu di bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian (Adam dan keturunannya). Lalu, Kami bentuk tubuh kalian. Kemudian Kami katakan kepada para malaikat: Bersujudlah kamu kepada Adam, maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.” [QS. Al A’raf: 10-11]
Maka, menjadi jelas runtut ceritanya. Bahwa, Jin dan manusia memang sejak awal didesain untuk diciptakan sebagai makhluk Bumi.
Jin diciptakan sebelum manusia. Pada saat Bumi masih panas. Sedangkan manusia diciptakan setelahnya. Ketika Allah sudah menyediakan air dalam kadar yang cukup. Beserta segala macam makanan dari tetumbuhan maupun hewan. Yang diciptakan sebelum manusia. Agar Bumi menjadi tempat yang nikmat bagi kehidupan manusia. Tempat kita beribadah kepada-Nya.
Alumni Teknik Nuklir UGM. Penulis Buku-Buku Tasawuf Modern. Dan, Founder Kajian Islam Futuristik.