QS. Al-Baqarah Ayat 170
وَاِذَا قِيۡلَ لَهُمُ اتَّبِعُوۡا مَآ اَنۡزَلَ اللّٰهُ قَالُوۡا بَلۡ نَـتَّبِعُ مَآ اَلۡفَيۡنَا عَلَيۡهِ اٰبَآءَنَا ؕ اَوَلَوۡ كَانَ اٰبَآؤُهُمۡ لَا يَعۡقِلُوۡنَ شَيۡـًٔـا وَّلَا يَهۡتَدُوۡنَ
Wa izaa qiila lahumuttabi'uu maaa anzalal laahu qooluu bal nattabi'u maaa alfainaa 'alaihi aabaaa'anaaa; awalaw kaana aabaaa'hum laa ya'qiluuna shai'anw wa laa yahtaduun.
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah." Mereka menjawab, "(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya)." Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.
DARI TATA BAHASA AL QURAN
Orang Jahilliyyah mengagungkan tradisi daripada Wahyu
Ayat diatas ini menceritakan sejarah para rasul setelah Adam (perulangan-perulangan)
Karena ada keterangan Zhafun yaitu: zaman keterangan waktu yang tidak terikat, jadi kapan saja, kemarin. besok, atau sekarang.
“Wa idza” artinya: dan apabila
“Idza” adalah zharfun zaman, keterangan waktu
“Wa” itu huruf athaf artinya kata sambung atau kata penghubung atau juga disebut konjungsi, misalnya dan, serta, atau, tetapi,melainkan, padahal,sedangkan
Untuk merangkaikan kata atau bisa juga ibtida atau bisa juga fungsi yang lain.
“Wa” itu kata sambung/rangkai/yang berkaidah banyak tergantung pada susunan kalimat
Salah satu satu fungsinya lilbayan/liltafsir makna berbeda bukan lagi “dan” tergantung susunannya (murakab).
“:Yahdatuun” dengan “Hudan” sama -sama artinya ‘Petunjuk”
Beda secara fungsi pada kalimat,walaupun berasal dari akar kata yang sama, pada kata “Yahdatuun” menunjukan kerja yang di dalamnya sudah ada subyeknya jenisnya kata kerja akan/sedang kalo pada kata “Hudan” akar katanya saja belum terikat.
Contoh kata dasar Bahasa Indonesia “satu” bilangan digunakan sebagai kata kerja fungsi kedudukannya makna bisa berbeda, mempersatukan,persatuan, satuan/ukuran…..
Dalam Bahasa Indonesia arti “Tradisi” adalah: 1.adat kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat, 2.penilaian,anggapan bahwa cara yang telah ada merupakan yang paling benar.
“Aaabaa” artnya leluhur
“Abaa” artinya keturunan dari pihak bapak kalau “abaana” sudah majemuk atau ditulis juga “abaaka” (majemuk) karena “abaa” jamak digandeng dengan dhamir abaaaan, abaaaanaa secara nominal kata sudah berubah menjadi istilah
Quran Surat Al-Baqarah Ayat 78
وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّآ أَمَانِىَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
Wa min-hum ummiyyụna lā ya'lamụnal-kitāba illā amāniyya wa in hum illā yaẓunnụn
Terjemah Arti:
“Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga”.
Dari Abi Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari Muslim)
“Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti ‘sunnah’ (tradisi) orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekali pun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR Muslim).