Paracetamol (Acetaminophen)
Paracetamol adalah obat untuk meredakan demam dan nyeri, termasuk nyeri haid atau sakit gigi. Paracetamol atau acetaminophen tersedia dalam bentuk tablet, sirop, tetes, suppositoria, dan infus.
Walaupun mekanisme kerjanya belum diketahui secara pasti, paracetamol diketahui bekerja pada pusat pengaturan suhu yang ada di otak untuk menurunkan suhu tubuh saat seseorang sedang mengalami demam. Selain itu, obat ini juga bisa menghambat pembentukan prostaglandin, sehingga bisa meredakan nyeri.
Merek dagang paracetamol: Hufagesic, Mixagrip Flu, Naprex, Panadol, Paramex SK, Paramol, Poro, Sanmol, Tempra, Termorex
Bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona dan memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Apa Itu Paracetamol
Golongan Obat bebas
Kategori Obat penurun panas dan pereda nyeri (analgesik dan antipiretik)
Manfaat Meredakan demam dan nyeri
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Obat minum dan suppositoria
Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Paracetamol dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, lebih baik berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Bentuk obat Tablet, kaplet, sirop, tetes, infus, dan suppositoria.
Peringatan Sebelum Menggunakan Paracetamol (Acetaminophen)
Sebelum menggunakan paracetamol, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
Jangan menggunakan paracetamol jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda menderita penyakit liver, penyakit ginjal, atau kecanduan alkohol.
Beberapa produk paracetamol sirup mungkin akan mengandung aspartame, konsultasikan dengan dokter jika Anda menderita diabetes atau fenilketonuria.
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum Anda memberikan paracetamol kepada anak usia di bawah 2 tahun.
Paracetamol suntik hanya boleh diberikan oleh dokter di rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi suplemen, produk herbal, atau obat tertentu, seperti obat antikejang, obat batuk pilek, atau obat pengencer darah.
Konsultasikan dengan dokter perihal konsumsi obat penurun demam dan antinyeri, seperti paracetamol jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah menggunakan paracetamol.
Dosis dan Aturan Pakai Paracetamol (Acetaminophen)
Dosis paracetamol akan disesuaikan dengan bentuk sediaan obat, tujuan penggunaan, dan usia pasien. Secara umum, berikut dosis paracetamol tablet atau suppositoria untuk meredakan nyeri dan demam, sesuai usia pasien.
Dewasa: 500-1.000 mg atau 10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 4.000 mg per hari.
Bayi dan anak-anak: 10–15 mg/kgBB, tidak 4–6 jam. Dosis tidak boleh lebih dari 15 mg/kgBB per dosis.
Dosis untuk anak-anak berusia dibawah 2 tahun akan ditentukan oleh dokter. Khusus untuk paracetamol infus, dosis dan pemberiannya akan dilakukan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter sesuai kondisi pasien.
Cara Menggunakan Paracetamol (Acetaminophen) dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada pada kemasan obat sebelum menggunakan paracetamol. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Paracetamol infus akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat akan diberikan sesuai anjuran dokter.
Paracetamol dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Untuk paracetamol sirop, kocok botol terlebih dahulu sebelum obat digunakan. Gunakan sendok takar yang tersedia di dalam kemasan obat agar dosis lebih tepat.
Paracetamol suppositoria digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam anus. Pastikan Anda membuka plastik pembungkusnya terlebih dahulu, kemudian masukkan obat bagian ujung yang lancip ke dalam dubur.
Setelah obat masuk, duduk atau berbaring terlebih dahulu selama 10–15 menit hingga obat terasa meleleh. Jangan lupa cuci tangan sebelum dan sesudah memasukkan paracetamol suppositoria. Paracetamol suppositoria perlu disimpan di dalam kulkas.
Hentikan penggunaan paracetamol jika keluhan tidak kunjung reda setelah 3 hari menggunakan obat ini.
Simpan paracetamol di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Penggunaan paracetamol untuk infeksi virus Corona
Paracetamol merupakan obat penurun demam yang dianjurkan untuk meredakan demam akibat infeksi virus Corona (COVID-19). Dosis yang digunakan sama dengan dosis yang sudah dijelaskan di atas.
Anda dapat menggunakan paracetamol sebagai pengobatan awal jika mengalami demam ringan. Namun, jika demam yang dialami tidak kunjung reda atau justru memburuk dan disertai sesak napas, segera periksakan diri ke dokter.
Interaksi Paracetamol (Acetaminophen) dengan Obat Lain
Paracetamol dapat menimbulkan interaksi jika digunakan dengan obat lainnya. Berikut ini beberapa interaksi yang dapat terjadi:
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakandengan warfarin
Penurunan kadar paracetamol dalam darah jika digunakan dengan carbamazepine, colestiramine, phenobarbital, phenytoin, atau primidone
Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat busulfan
Peningkatan penyerapan paracetamol jika digunakan dengan
Selain itu, jika paracetamol digunakan bersama alkohol maka bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati.
Efek Samping dan Bahaya Paracetamol (Acetaminophen)
Jika dikonsumsi sesuai anjuran dokter dan petunjuk penggunaan, paracetamol umumnya jarang menimbulkan efek samping. Namun, jika digunakan secara berlebihan dapat muncul beberapa efek samping berikut:
Sakit kepala
Mual atau muntah
Sulit tidur
Perut bagian atas terasa sakit
Urin berwarna gelap
Lelah yang tidak biasa
Penyakit kuning
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau semakin memburuk. Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat setelah menggunakan obat ini.
Sumber:alodokter