AHLUL KITAB begitu sebutan kalimat di 12 Surat da-lam Al - Quran. Tetapi 'Ahlul Kitab' ini bagi sebagian ulama di-tuju-kan kepada di luar Islam itu sendiri.
Padahal maknanya cukup jelas, menurut beberapa sumber 'Ahlul Kitab' atau juga bisa disebut 'Ahli Kitab' etimologi berasal dari dua-suku-kata yaitu kata 'ahli' merupakan serapan dari bahasa Arab yang tersusun dari bentuk idhafah yaitu 'ahlu' dan 'al-kitab'.
Kata ahl terdiri dari huruf Alif, ha dan lam, yang secara literal mengandung arti rama, senang atau suka.
Kata 'ahli' merupakan serapan dari bahasa Arab yang berarti family yang termasuk ke dalam suatu golongan: keluarga, kerabat atau kaum.
Al-Kitab sendiri secara bahasa yaitu al- Quran, Taurat, Injil.
Kata kitab atau al-kitab sudah terkenal di Indonesia dengan arti 'buku'.Makna yang lebih khusus yaitu kitab suci yang di-buku-kan.
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia disebutkan bahwa ahli kitab adalah 'orang-orang yang berpegang kitab suci selain al- Quran'.
Ahli Kitab secara istilah adalah 'orang-orang yang diturunkan kitab Allah kepadanya'.
Sedangkan dalam buku Ensiklopedi Hukum Islam (EHI) , ahli Kitab adalah 'orang-orang yang mempunyai kitab'.
Coba kita gunakan analisis sitiran (citation analysis) menurut versi EHI diatas. KITAB jika di-Indonesia-kan berarti 'BUKU'.
BUKU di-sini maksudnya adalah isi dalam-nya berupa ciptaan atau hasil karya manusia yang dasarnya mengunakan akal pikiran secara subyektif dengan ilmu pengetahuan yang di-miliki.
Apalagi buku secara umum yang isi-nya antara obyektif dan subyektif yang di- campur aduk-kan jadi satu dan akhirnya menjadi panutan dan pedoman hidup.
Pertayaan:
(1). Bukan nya, al-Kitab (al-Qur'an) yang menjadi tuntunan utama dalam hidup?
(2). Apakah kita sadar dan menyadari dengan hal tersebut untuk tidak berpaling selain al- kitab (al-Qur'an)?
Alternatif terjemahan sederhananya dari wawasan kamus, begini: 'ahli kitab' itu maksudnya 'al-Quran dari Allah tetapi maknanya subyektif pribadi'.
Ahlul Kitab secara kalimat dia (ahlul kitab) itu 'idhofah'.
Idhofah adalah suatu hubungan 2 kata yang melahirkan makna, dan mewajibkan hukum jer pada isim yang kedua, yang pertama disebut mudhof, yang kedua mudhof ilaih .
PERHATIKAN :
Surat Al Imran ayat 113 dan 199 tentang Ahli Kitab.
Mereka itu tidak (seluruhnya) sama. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (salat) .(2:113)
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya.(2:199)
Makna diatas pengertiannya sangat gamblang dan jelas alias terang benderang untuk di-cerna oleh orang awam sekali pun sehingga kita tahu ke siapa saja yang di-tuju.
Berarti bukan Hawada atau Nashara saja melainkan kepada umat secara umum itu sendiri.
Golongan jujur yang dimaksud ayat diatas itu, golongan siapa dan itu yang menjadi P-R.
Ada 3 golongan dalam surat Al-Waqi'ah, tinggal pilih saja sesuai selera, mau masuk golongan yang mana dan tidak ada paksaan. Pilih salah satu.
Dalam Hadist Rasulullah, ada (klik kalimat ini ....) 73 golongan umat yang pecah belah sedangkan masuk surga hanya satu.
Kembali ke pembahasan soal 'buku'tadi, jadi bukan saja membahas 'buku' dalam pengertian khusus melainkan dalam pengertian umum pun harus di bahas sehingga menjadi obyektif hasilnya sesuai dengan semua konteks yang terkandung dalam surat yang mengulas siapa itu 'ahlul kitab'.
Pertanyaan:
(3). Bagaimana agar persoalan hidup tidak menjadi 'allazii kazzaba wa tawallaa' seperti yang di sitir dalam surat Al-Lail ayat 16, yang artinya:
yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).
Menurut terjemahan qur'an bil quran atau quran dengan quran dibawah, jelasnya seperti ini:
Yaitu mereka yang memutar balik dan penyelewengan segala.
Jawaban (1) diatas:
"iya, al-Quran dan al-Hadist"
Jawaban (2) diatas :
' rumuskan dengan ilmi bukan dengan nafsun".
Jawaban (3) diatas:
"ya, kita harus obyektif sesuai tata bahasa Qur'an!".
_____________________
Makna Ahli Kitab dalam tafsir Al-Manar
Muslim Djuned
Universitas Islam Negeri Ar-Ranyri Banda Aceh
Nazla Mufidah
Universitas Islam Negeri Ar-Ranyri Banda Aceh, hal. 2-3
Al Qur'an 30 Juz di susun oleh Muhammad Isa, hal. 1003-1007
Tafsir Al Qur'an dengan Al Qur'an
Studi Analisis-Krisis dalam Lintas Sejarah
Abdulrahman Hakim
Dosen STSI Bina Cendikia Utama Cerebon
Terjemahan departemen agama (Kementerian Agama RI)