DOSA banyak di-definisi-kan bermacam-macam makna. Dari sudut pandang dosa merupakan prilaku manusia yang telah melanggar sesuatu yang diajarkan dalam agama nya.
Dosa (dari bahasa Sanskerta: doá¹£a) adalah suatu istilah yang terutama digunakan dalam konteks agama untuk menjelaskan tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan Tuhan atau Wahyu Illahi.
Dalam ajaran Buddha, dosa (bahasa Pali: dosa; bahasa Sanskerta: dveá¹£a) berarti kebencian, marah, merusak, tidak suka, tidak senang, tidak puas, tidak penerimaan, yang tergolong penolakkan.
Di dalam pembahasan Islam, Dosa dimaknai dari beberapa kata yakni:
1. perbuatan yang berdampak buruk
2َ. perbuatan melanggar norma-norma.
3.perbuatan melanggar hak asasi manusia.
4.kesalahan
5 Kejahatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Dosa memiliki arti sebagai berikut:
1. perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau agama.
2. perbuatan salah (seperti terhadap orang tua, adat, negara).
Dari semuanya itu saya sederhanakan dalam arti Dosa berarti Salah atau melakukan kesalahan .
Terkadang antar sesama bahwa dosa sendiri bisa di pikul sama-sama meskipun yang sama-sama itu tidak melakukan salah atau ikut berbuat dosa atau kesalahan, seperti contoh.
Seseorang membuka usaha warnet,lalu pengunjung dengan santai membuka situs terlarang (membuka hijab).
Kasus diatas inilah yang sering terjadi tanpa kita sadari dari mana dasarnya itu bahwa pemilik warnet ikut merasa dosa atas perbuatan pengunjung warnet.
Mungkin ada yang bilang guru atau dari teman, dari bapak ibu atau keluarga atau dari nenek-nenek moyang terdahulu yang mengatakan itu.
Begitulah yang terjadi ditengah masyarakat kita tanpa kita telusuri betul tanpa terlebih dahulu mencari dalil namun kita kembalikan kepada hudan yang tidak diragukan lagi yaitu Al Bayan.
Coba simak beberapa ayat dibawah ini, secara terang benderang menjelaskan bahwa orang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain.
1. Surat Al Isra ayat 15
Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul.
2. Surat Ak Fatir ayat 18
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.
Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan shalat. Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali.
3. Az Zumar ayat 7
Jika kamu kafir (ketahuilah) maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu dan Dia tidak meridhai kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridhai kesyukuranmu itu. Seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain.
Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sungguh, Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada(mu).
4. Ghafur ayat 28
Dan seseorang yang beriman di antara keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya berkata, "Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, "Tuhanku adalah Allah," padahal sungguh, dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Dan jika dia seorang pendusta maka dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika dia seorang yang benar, nis-caya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta.
5 Fussilat ayat 46
Barangsiapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).
6.An Najm ayat 38
Barangsiapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).
Demikianlah dalil-dalil yang memperkuat untuk menepis keraguan selama ini yang menjadi persoalan yang belum terpecahkan.
"Dosa kamu ya dosa kamu, dosa saya ya saya yang menanggungnya".