Contoh perbedaan bentuk kata dalam tata bahasa arab dan tata bahasa al-quran

 



masih pada SURAT ANNAHL(16;51)وَقَالَ اللّهُ لاَ تَتَّخِذُواْ إِلـهَيْنِ اثْنَيْنِ إِنَّمَا هُوَ إِلهٌ وَاحِدٌ فَإيَّايَ فَارْهَبُونِ
Waqaala llaahu la tattakhidzuu ilaahaini tsnaini innamaa huwa ilaahun waahidun faiyyaaya fa irhabuuni

pada kata إِلـهَيْنِ اثْنَيْنِ -ilaahaini tsnaini secara bahasa merupakan kata benda bilangan berjumlah dua dengan kaedah pengulangan uslub. sejauh penelitian danjangkauan kemampuan saya, kaedah ini hanya berlaku didalam alquran menurut pembuktian sunnah rasulnya dan tidak berlaku dalam kaedah tata bahasa arab. Jadi sesuai janji saya memberikan contoh bukti perbedaan tata bahasa arab dan tata bahasa alquran kita bisa lihat kaedah pengulangan uslub tersebut yang tidak terdapat dalam kitab kitab nahwu seperti:
1. buku a zakaria di hal 179.
2.  alfiyyah jilid 2 hal 642-651
3. buku karangan drs. djawahir djuha, "tatabahasa arab (ilmu nahwu)" yang merupakan "terjemah matan al-ajrumiyah" berikut penjelasannya, halaman 117
4. buku "al nahwul wadlih" jilid 3 diterjemahkan oleh drs ismail, diterbitkan putra almaarif surabaya. di halaman 289
5. Buku "Tata Bahasa Arab - untuk mempelajari Al qur'an" karangan H salimudin A Rahman MA terbitan sinar baru algesindo hal 191-193
6. Buku "Tata Bahasa Arab Sistematis" karangan Dr. H. Imaduddin Sukamto,MA dan Akhmad Munawari S.Ag terbitan Nurma Media Idea, halaman 122-124.

buku buku tersebut hanya membahas seputar isim mutsanna yang tidak menggunakan perulangan uslub seperti contoh:
jannataani - dua surga (qs 55:62)
walidaihi - dua orang ibu bapa (qs 31:14)
'aamaini - dua tahun (qs 31:14)
rojulaini - dua orang laki-laki (qs 18:32)
fatayaani - dua pemuda (qs 12:36)

Dari itu mungkin referensi rujukan tersebut kalo Alquran masih diakui sebagai referensi tersahih kesempurnaan tata bahasanya, Maka kalau boleh kita tambahkan ragam ragam penggunaan kata benda jumlah bilangan seperti berikut ini:
bentuk jumlah 1
اِلٰهٌ وَاحِدٌ -ilaahun waahidun =1 ilah
اِلٰهٌ -ilaahun --->bentuk tunggal <->maushuf.
وَاحِدٌ waahidun-->bentuk tunggal <->shifah.

bentuk jumlah 2
اِلٰهانِ اثْنَانِ-ilaahaanitsnaani =2 ilah
اِلٰهانِ-ilaahaani --->menggunakan bentuk jumlah 2 <->maushuf.
اثْنَانِ-itsnaani------>menggunakan bentuk jumlah 2 <->shifah.

bentuk jenis jumlah jamak tidak terikat
ءالِهَةً أُخرىٰ-aalihatun ukhraa=banyak ilah.

bentuk jumlah 3 -10
ثَلٰثَةُ أَيّامٍ-tsalaatsatu ayyaamin = 3 hari
ثَلٰثَةُ-tsalaatsatu--->menggunakan tunggal feminim <-> mudhaf.
أَيّامٍ-ayyaamin--->menggunakan jamak <->mudhaf ilaihi.

Bentuk jenis jumlah 11-99
أَرْبَعُوْنَ لَيْلَةٌ-arba`uuna lailatun= 40 malam
أَرْبَعُوْنَ-arba`uuna-->menggunakan bentuk jamak<->maushuf
لَيْلَةٌ-lailatun--->menggunakan bentuk tunggal feminim <->shifah.

Bentuk jumlah 100 keatas
ثَلٰثُ مِا۟ئَةٍ سِنِيْنَ-tsalaatsu mi atin siniina= tiga ratus tahun.

ثَلٰثَةُ ءَالٰفٍ-tsalaatsatu aalaafin=3000

أَلْفُ شَهْرٍ-alfu syahrin = 1000 bulan

Potongan potongan ayat diatas dapat kita maklumi kalau Allah menggunakan bentuk jenis jumlah isimnya dengan menggunakan pasangan / gandengan isimnya baik ada yang pasangan / gandengan shifah maushuf maupun pasangan / gandengan majemuk(mudhaf mudhaf ilaihi) dan masing masing pasangan memiliki ciri ciri khusus.

Maka fungsi lafadzh itsnaini adalah sebagai pasangan /gandengan bagi isim ilaahaini gunanya untuk menunjukkan makna "2buah isim" dan memberi pelajaran / contoh kepada pembaca bagaimana cara melafadzhkan makna 2buah isim menurut alquran.

Note: Sistimatik diatas perlu diuji kembali kebenarannya.