The Jambi Times, JAMBI| Wakil Gubernur Jambi Drs. H. Abdullah Sani, M.Pd.I membuka secara resmi Focus Group Discussion (FGD) Penanganan Banjir Sungai Batang Merao Pasca Banjir Januari 2024, bertempat di Hotel Aston, (09/05/2024). Dalam kesempatan tersebut Wagub Sani meminta agar pertemuan pada FGD ini diharapkan multipihak dapat berdiskusi menemukan solusi permanen penanganan banjir di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci. Hadir pada kesempatan tersebut Wali Kota Sungai Penuh Ahmadi Zubir, Pj. Bupati Kerinci Asraf, S.Pt., M.Si, serta OPD terkait.
Dalam sambutan dan arahannya Wagub Sani menyatakan bahwa semua pihak
harus menyadari bahwa permasalahan banjir ini tidak dapat diselesaikan
secara sektoral, tetapi membutuhkan sinergisitas dan kolaborasi multi
sektor. “Saya berharap masukan dari pemerintah daerah dan perangkat
daerah terkait, instansi vertikal serta para pakar dapat menghasilkan
solusi/alternatif kedepan dalam mengelola ekosistem dan mengurangi
dampak bencana diwilayah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci,” kata
Wagub Sani.
Wagub Sani juga menyatakan bahwa akan banyak tantangan yang perlu
diselesaikan secara bersama baik terkait pengurangan potensi bahaya
banjir maupun regulasi terkait penanganan daerah aliran Sungai antar
wilayah administrasi yang berbeda. “Besar harapan saya melalui kegiatan
ini, kedepan kita dapat menyusun program terintegrasi, baik dari hulu,
tengah hingga hilir, menyiapkan solusi dan alternatif untuk memitigasi
dan menangani banjir dikawasan rawan bencana dan juga seluruh wilayah
Provinsi Jambi,” ujar Wagub Sani.
Menurut Wagub Sani, dalam penanggulangan banjir yang terjadi di Kota
Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci pada bulan Januari 2024 lalu, baik
pada saat banjir maupun pasca banjir, Pemerintah Provinsi Jambi melalui
perangkat daerah terkait membantu penanganan, memastikan agar pasokan
masakan dan bantuan logistik kepada masyarakat diwilayah tersebut tidak
terganggu.
“Evakuasi warga diminta secepatnya dilakukan untuk daerah yang dinilai
rawan bencana. Petugas kesehatan juga diminta siaga disetiap posko
pengungsi selama 24 jam dan gratis untuk mengantisipasi adanya pengungsi
yang jatuh sakit. Besar harapan kita bersama, agar apa yang telah
dilakukan dan sedang diupayakan oleh Pemerintah Provinsi Jambi untuk
menangani bencana banjir di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh dan
seluruh wilayah rawan bencana di Provinsi Jambi dapat mengurangi dampak
yang dirasakan oleh masyarakat, dan selanjutnya dapat menguatkan
komitmen seluruh masyarakat Provinsi Jambi bersama dengan pemerintah
daerah dan pihak terkait untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi
melakukan mitigasi terhadap bencana banjir diwilayah Provinsi Jambi,”
ucap Wagub Sani.
Wagub Sani juga menyampaikan bahwa penanganan sedimentasi (pendangkalan)
Sungai Batang Merao merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, tetapi
Pemerintah Provinsi Jambi berupaya untuk mengusulkan ke Pemerintah
Pusat. “Saya berharap semua stakeholder dapat memonitor dan saling
berkoordinasi agar upaya- upaya mitigasi banjir dapat dilakukan lebih
maksimal, berupaya untuk mengenali risiko banjir, penegakan aturan serta
penyadaran masyarakat untuk memitigasi dan mengatasi banjir diwilayah
Provinsi Jambi,” pungkas Wagub Sani.
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Kerinci Asraf, S.Pt.,M.Si dalam
paparannya menyatakan bahwa peristiwa bencana alam banjir dan tanah
longsor di Kabupaten Kerinci pada tanggal 30 Desember 2023 lalu
disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi dibeberapa titik
lokasi, sehingga memicu meluapnya air Sungai Batang Merao dan beberapa
anak Sungai lainnya.
“Berdasarkan perhitungan dari dinas terkait, diperoleh nilai total
kerugian akibat rusaknya infrastruktur, rusaknya lahan pertanian dan
meningkatnya kerentanan kesehatan masyarakat pada wilayah terdampak
bencana alam banjir dan longsor yaitu sebesar Rp. 896.441.382.504
(Delapan ratus Sembilan puluh enam miliar empat ratus empat puluh satu
juta tiga ratus delapan puluh dua ribu lima ratus empat rupiah). Dan
untuk itu salah satu upaya penanganan pasca banjir ini pemerintah
Kabupaten Kerinci telah membentuk Tim Pengkajian kebutuhan banjir dan
longsor Kabupaten Kerinci,” jelas Pj. Bupati.
Pj. Bupati juga memaparkan langkah yang harus dilakukan di Sungai Batang
Merao yaitu diantaranya normalisasi sepanjang Sungai Batang Merao dari
Hulu ke Hilir, pembangunan Turap/Talud/Bronjong di Tebing Sungai yang
rawan longsor, dan juga melakukan normalisasi Danau Kerinci.
(ADV)